Review Album ‘Dream Theater’ Dari DTNorway Bagian 2
Dibagian ke dua ini akan lebih dijelaskan mengenai ulasan per lagu.
False Awakening Suite
Instrumental pendek yang senada dengan bagian “Overture” di lagu “Six Degree Of Inner Turbulence”. Sangat simfonis dengan gitar yang heavy, choir, dan orkestra. Bernuansa neo classic metal seperti lagu Oculus ex Inferni dari Symphony X. Meskipun durasinya pendek, lagu ini memiliki 3 bagian yang masing-masingnya sangat teridentifikasi dengan jelas
The Enemy Inside
Riff dan pattern drum yang cepat. Banyak perubahan rhythm dan riff di menit awalnya. Lagu yang sangat enerjik, dengan riff yang kuat dan chorus yang memorable
The Looking Glass
Track ini sangat mengingatkan kepada rock era 80an yang sangat anthemic. Dengan struktur yang standar, lagu ini sangat terinspirasi dari Rush. Lagu yang mengingatkan akan Innocence Fade + Raise The Knife namun dengan tempo yang lebih cepat.
Enigma Machine
Lagu instrumental. Bisa dibilang ibarat bagian instrumental dari lagu The Ministry of Lost Souls atau A Nightmare To Remember diambil dan dipisahkan lalu dijadikan sebuah lagu. Terdapat berbagai macam style dan rhythm. Ada beberapa bagian di awal, lalu di tengah terdapat bagian solo gitar dan keyboard yang cepat, lalu bass solo yang melanjutkan ke bagian yang lebih lambat namun emosional. Banyak perubahan tempo dan polyrhythms.
The Bigger Picture
Intro yang heavy dan dilanjutkan dengan piano dan vokal yang ballad. James sangat berinar dengan melodi yang emosional. Piano dan akustik gitarnya sangat baik. Ini lagu prog metal ballad yang sempurna. Chorus yang sangat menggelegar dan bombastic dan salah satu yang terbaik dari Dream Theater. Ibarat chorus lagu The Ministry of Lost Souls dimana vokal James terdengar sanga grand!
Behind The Veil
Intro suara ambient dan dilanjutkan dengan riff Metallica! Lagu yang heavy dengan penuh groove. Chorus sedikit cheesy, tetapi lagu ini diakhiri dengan solo yang sangat luar biasa. Lagu ini cukup lurus-lurus saja, salah satu lagu mainstream metal dari Dream Theater.
Surrender To Reason
Lagu ini juga sangat terinspirasi dari Rush. Dari semua lagu Dream Theater yang terinspirasi Rush, lagu ini yang paling mendekati. Perubahan chord dan time sig yang menarik dan style old school prog rock dengan organ. Meskipun hanya 6 menit, lagu ini sangat merepresentasikan prog metal. Banyak perubahan, sangat bercerita melalui melodi dan musik. Solonya bukan tipikal solo John Petrucci, sangat old school tapi sangat menarik.
Along For The Ride
Lagu ini sedikit senada dengan Beneath The Surface dan Wither namun lebih enerjik dengan distorsi gitar dan double bass drum. Jadi bisa dibilang berada diantara ballad dan prog metal ballad.
Illumination Theory
Lagu terpanjang berdurasi 19 menit. 3 menit terakhir merupakan tambahan. Sehingga totalnya 22 menit.
Lagu ini terdiri dari 5 bagian. Bagian pertama (Paradoxe de la Lumière Noire), Symphonic prog metal intro yang apik dan build up dengan pelan. Berbagai riff gitar dengan backsound choir dan organ.
Bagian kedua (Live, Die, Kill) terdapat sebuah drum fill seperti sebuah mini drum solo. Bagian vokal diiringin dengan riff gitar yang sangat groovy.
Bagian ketiga (The Embracing Circle) sangat berbeda. Masuk ke dalam bagian yang penuh ambient. Bunyi-bunyi aneh. Tidak ada instrumen hanya orchestra saja. Seperti sebuah score dalam film romanits.
Bagian keempat (The Pursuit of Truth) terdapat bagian vokal yang staccato. Juga terdapat bagian piano dan drum yang luar biasa. Bagian instrumental gila ini menunjukkan bagaimana drum dan piano bisa bersatu dengan sangat baik.
Bagian kelima (Surrender, Trust & Passion). Bagian penutup yang bernuansa bahagia dan anthemic dimana bisa bernyanyi bersama dan diakhiri dengan gitar solo.
Kesimpulan
Album ini mungkin bukan yang terbaik. Tetapi album ini sangat bervariasi, dan lebih fokus ke masing-masing lagu tanpa harus memaksakan berbagai macam ide seperti di album-album sebelumnya.
Posted on September 12, 2013, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 1 Comment.
ane ingin sekali bilang… Wow,